Senin, 11 April 2016

Semua Akan Cie-cie pada Waktunya

Semua Akan Cie-cie pada Waktunya
(Naskah Asli : Instagram/Ummu Hafshah)
Dari sekian banyak majelis yang pernah saya belajar di dalamnya, saya melihat perempuan lebih rajin mencatat. Kebalikan dari laki-laki, malas mencatat. Tapi tidak jarang saya dapatkan laki-laki malah lebih bagus jawabannya dibandingkan perempuan, padahal tidak mencatat. Apa yang bisa dipelajari dari sini? Yang bisa dipelajari adalah: bahwa laki-laki lebih menguasai hal-hal global daripada perempuan. Bahwa perempuan lebih menguasai hala-hal rinci daripada laki-laki. Makanya, pemetaan pikiran laki-laki biasanya lebih global, simpel, meluas dan tepat dibandingkan perempuan yang kadang pemetaan pikirannya lebih fokus ke furu’ mufashshalah (cabang-cabang rinci) yang bahkan kadang menurut laki-laki ga penting sama sekali. Contoh : Laki-laki kalau mau safar, modaldengkul juga jadi. Simpel, tapi perempuan? Jangan harap Cuma modal pakaian. Perempuan lebih berfikir ke furu’, sampai minyak kayu putih. Bahkan sampai memikirkan jarum, kayak mau nyantet orang aja.
Laki-laki kalau mau ke kajian, atau ke mall, atau ke kantor tidak begitu memikirkan kosmetik. Asal baju rapi dan matching, selesai.jangan tanya perempuan tentang mereka saat mau pergi kesana. Laki-laki saat di kajian mendengarkan ustadznya, sambil menata mind-mapping global. Rinciannya tidak penting-penting amat. Ego dan rasa “keperkaasaan” mereka akan berkata “ah, gue juga bisa mikirin rincian sendiri tanpa di-talqin”. Beda sama perempuan, mendengarkan ustadznya sambil mencatat, sehalaman, dua halaman, sampai banyak. Setelah itu ya sudah. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Tapi kecenya, kalau laki-laki ternyata yang kalah, mereka akan beralasan, “ya wajarlah, wong akhwat nyatet, saya enggak.”. Ga wajar mas, antum cuman jiping (ngaji kuping), jihadnya di telinga doang. Beda sama akhwat-akhwat itu, mereka jihadnya di kuping, tangan, dan hati. Jihad di kuping ? ya dengerin. Jihad di tangan? Ya mencatat. Jihad di hati? Ya menahan perasaan supaya gasuka sama ustadznya J.
Laki-laki itu exist di pertama, dia bisa berfoya-foya dengan kemegahan. Tapi semegah-megahnya bujang dan jomblo, kalau belum beristri, maka kemegahanya ghayru’ mu’tabar (ga teranggap). Malah dunia akan tertawa kalau seorang bujang sudah mapan tapi belum mau beristri, mencari ilmupun tidak. Ini abnormal. Perlu dipertanyakan kelelakiannya. Coba tengok kisah nabi Adam As.
Nabi Adam Alaihissalam, awalnya tinggalnya di Surga. Iya Surga! Apa sih yang gaenak di Surga? Enak semua bro! Apa-apa azek. Tapi semegah-megahnya taraf hidup beliau di Surga, tetap saja beliau suati kala merasa murung, merasa ada yang kurang. Ada fitrah yang belum dilengkapi. Ada relung jiwa yang belum diisi. Perempuan. Ah, itu dia. Hidup laki-laki sehebat apapun tetap saja dependent pada makhluk halus bernama ‘perempuan’. Maka, Allah berikan pasangan buat nabi Adam. Seneng...... karena memang sudah lazimnya. Ujian mesti ada, susah senang tetap saja ada ujiannya. Nabi Adam meminta perempuan, namun kemudian denganyalah beliau terjatuh. Ke Bumi, ke Dasar, cobaannya ada.
Makanya, jangan mengira after-marriage itu ketemuanya surga doang. Salah besar, ujiannya banyak, kegalaunnya malah lebih banyak, lebih rutin dan lebih tinggi intensitasnya dibandingkan kegalauan bujang. Tapi, tentu penyembuhnya lebih available dibandingkan baut bujang. Semua itu kalau di-manage sesuai syariah, bakal berpahala besar. Dari semua kegalauan, baik sektor ekonomi,sosial, dan psikologi, ternyata laki-laki sangat matching untuk menghadapinya bersama perempuan. Tidak bisa satu doang, harus berdua, kenapa? Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangklan perempuan lebih menguasai furu’. Dari sektor ekonomi, laki-laki lebih mampu mencari uang banyak, karena memang seharusnya mencari nafkah. Pas awal bulan (bagi orang kantoran) seluruh atau sebagian uang di-manage istri. Ada nafkah khusus istri, ada juga dana umum. Istri, yang lebih suka masalah furu’, bakal lebih mampu menghandle beginian. Kalau laki-laki yang handle beginian, really istri bisa terdzalimi. Rumah tangga bisa rapuh. Sudahlah, biar istri yang menangani ini. Nanti pas belanja bulanan, di market istri cari semua barang di rak, suami Cuma satu : bangku. Hehe
Dari sektor sosial,lali-laki tidak begitu suka kepoin orang secara mendetail. Beda bingits sama perempuan. Makanya, tensi ghibah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Makanya juga, anak-anak ngaji yang lebih suka ngomongin fulan dan fulan, itu lebih layak digelari ‘banci mengaji’ dibandingkan anak ngaji. Mirip perempuan, makanya gan jangan mengetahui personal seseorang secara detail, karena pengetahuan tersebut bakal mendorong untuk gibah. Kecuali, personal Rasulullah, itu lain lagi. Baiklah.
Kemudian, istri lebih bisa dijadikan senjata untuk urusan-urusan sosial. Arisan, rukun tetangga, musyawarah di gerobak sayur sambil acak-acak barang dagangan, kajian-kajian kampung dan pesta pernikahan. Itu semua girly (baca :emak-emak) banget. Tentu saja aneh jika arisan ahnya dikuasai oleh laki-laki, lalu para bapak-bapak bergosip di gerobak sayur. Ga pantes. Makanya, kalau siarkan nikah di kampungmu. Tidak usah repot-repot buat kertas udangan. Irit aja, itu buat orang jauh saja. Untuk sekelurahan, cukup bicara sama emak-emak atau nenek-nenek “saya mau nikah, sama blabla, tanggal....., di.... kok bisa?”
Dari sektor psikologi :laki-laki dengan keperkasaanya akan rapuh tanpa perempuan, dan bisa mudah mudah rapuh karena perempuan. Perempuan dengan kelembutanya bisa menjadi pejuang gigih karena laki-laki. Berjuang sabar, tekun, baik-baik dan..... Semua akan cie-cie pada waktunya, siapapun dari siapapun punya harapan, tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap saja tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin kamu menghargai harapanmu sendiri dan menghargai dia yang kamu harapkan. Barangsiapa yang menghargai, ia akan dihargai. Tetaplah kamu laki-laki menjadi pemimpin. Tetaplah kamu perempuan menjadi sandaran pemimpin. Saat kamu datang ke kondangan “fulan vs fulanah”, mereka akan bertanya “kapan kamu nyusul”. Sakitnya tuh di sana sini. Pas ngobrol asik-asik sama temen-temen mulai ada yang membahas topik begitu, “kamu kapan?’ sakitnya tuh di perasaan. Lihat pasangan gandengan enak banget. Lalu karena ga ada yang bertanya, malah diri sendiri yang bertanya ‘saya kapan?’ sakitnya udah ga pake perasaan. Kalau mengingat pertanyaan ‘kamu kapan?’ ‘kamu kapan?’ ‘kamu kapan?’ rasanya sendi-sendi begitu sakit. Memang, sendi-sendi biasanya sakit karena sendirian. Tapi percayalah, kamu gaperlu kirim biodata, cukup perbaiki diri, kirim proposal kepada Allah setiap selesai shalat dan setiap 1/3 malam terakhir, jaga diri, pantaskan diri, tawakal, maka “semua akan cie-cie pada waktunya”
Disampaikan oleh Ustadz Hasan Al-Jaizy, LC

Kamis, 06 Agustus 2015

Pelupa...




Pelupa......
Kita pernah berjalan seiringan walau akhirnya kita saling melupakan.
Kita pernah saling berketuk pintu walau akhirnya kita saling menutup rapat .
Kita saling bertegur sapa sampai akhirnya kita saling melupa.
Kita saling bertemu namun tak saling bertegur sapa, tak sempat menatap, tak sempat berucap.
Kita akan sama-sama berjalan namun akan saling membelakangi, tak lagi digiring, apalagi beriringan.
Kita akhirnya ber.......

Rabu, 09 Juli 2014

Tentang Rindu

Hai, bagaimana kabarmu hari ini? 
Kau tahu, aku merindukan  pesan –pesan singkat kita, obrolan tentang  hal tak penting dan tentu saja aku juga merindukanmu. Aku bahkan selalu berdo’a pada Tuhan agar engkau baik-baik saja. Aku tahu saat sekarang bukanlah saat yang tepat berterus terang tentang semuanya. Maka tunggulah saat itu, saat dimana aku akan memberitahukan semuanya. Dan jika saat itu tiba, aku harap “kita” sama-sama siap. Aku harap saat itu kita berbicara jujur tentang diri kita masing-masing.

Jika memang tuhan menginginkan kita bersama, maka Tuhan tahu cara terbaik mempertemukan kita.

Tentang rindu yang datangnya tanpa permisi, aku tak pernah menyalahkanya. Ia berhak  datang kapanpun yang Ia mau. Jikapun Ia datang tanpa permisi, atau datang diam-diam, mungkin dia menginginkan kita bertemu. Sederhana saja. Ia selalu tahu bagaimana hati kita. Libur panjang ini, bisakah cepat berlalu? Aku menginginkan bertemu dengan dia, aku menginginkannyaaaa

Sabtu, 19 April 2014

Aku baik-baik saja

         Aku memulai semuanya dari awal, memulai semuanya. Aku berjanji aku akan melupakan semuanya, sesuatu yang sudah 2,5 tahun selalu mengusik pikiranku. Perlahan menutup lembaran lama, dan membuat catatan baru, catatan baru yang entah dengan senyuman, tawa bahagia ataupun kisah sedih yang pasti bisa kulalui. Hanya saja semuanya pasti berbeda., berbeda dari cerita-cerita klise semuanya.
         Aku hanya perlu makan dengan baik seperti biasa, belajar dengan baik, dan tentu hidup dengan lebih baik, karena aku percaya orang yang baik akan datang disaat yang tepat dan hanya untuk orang yang baik :)

         Tuhan selalu adil terhadap umatnya, jika tak percaya maka tengoklah orang-orang yang lebih kurang bahagia dari hidupmu sekarang. Keluarga yang luar biasa hebat dan teman-teman yang baik yang selalu ada disekitarmu adalah cara Tuhan bagaimana membuatmu bersyukur dan mengajarkan kamu kebahagiaan, bahagia yang sederhana. Jikalaupun merindukan seorang pasangan pasti ia akan datang disaat yang tepat, dan untuk sekarang mungkin aku belum menginginkanya. Belum siap membuat catatan dengan orang baru, hanya siap dengan catatan tentang keluarga dan teman rasanya cukup. Biarlah aku menjalani cerita ini dengan sederhana tanpa ada bumbu-bumbu cerita cinta yang kadang hanya membuat kecewa. Ah aku pasti bisa, ini mudah. Aku bisa hidup dengan keadaan seperti ini, aku yakin aku orang yang kuat.


"And don't ever ask me about my feelings right now, because I'm really okay for a while"

Rabu, 22 Januari 2014

untukmu

20 desember 2011 : pertama kali kita kenalan, (aku mengingat semua hal lucu dalam hidupku, seperti pertama aku mengenalmu)

hari demi hari, kita semakin dekat, rasa itu tak sengaja ada dalam hati ini tapi aku hanya bisa menyimpannya. karena aku tau aku tak mungkin menyampaikanya karena alasan banyak hal.


juni 2012 : aku tau ini hal tersulit yang pernah kulalui, tapi aku harus menerima kenyataan bahwa kamu dengan bahagiannya memperkenalkan pasanganmu kepadaku.

hanya saja rasanya sakit ketika tahu kamu sudah tak sendiri, hatimu sudah tak kosong, ada seseorang yang telah mengisinya, walau aku selalu merelakan sesuatu yang bisa membuatmu bahagia, walau bahagiamu bukan karena aku. kamu selalu ada di tempat terbaik dihidupku, walau aku tak berarti untukmu. aku malah berteman baik dengan pacarmu, kita saling bercerita, tentu saja bercerita tentang dirimu yang selalu baik, lucu, manis. bagiku, mendengar kabar baik darinya tentangmu itu sudah cukup. jadi aku tidak perlu repot-repot untuk menanyakan langsung padamu.

lalu aku menyadari, akhirnya aku harus memutuskan untuk menjaga jarak untuk kita. aku turut berbahagia, seharusnya memang harus begitu. kita menjauh, tak sesering dulu ketika kita saling sapa. lebih baik memang seperti ini kita hanya berteman, berteman baik seharusnya.

juli 2013 : engkau mengabarkan hal buruk kepadaku, tentang hubunganmu yang telah kandas dengannya. apa aku bahagia? tidak. aku bahkan ikut bersedih, bersedih atas semuanya. entah apa yang harus kurasakan kini. tapi tak layak ketika engkau bersedih, aku malah bahagia. tentu yang harus ku lakukan adalah memberi semangat kepada kalian berdua. padahal bagiku kalian berdua adalah pasangan berbahagia yang pernah ku temui, tapi rencana tuhan memang selalu yang terbaik.

kita kembali seperti dulu, bercanda, bercerita, saling menyapa. dan apakah rasaku masih ada? tentu, bahkan ketika engkau sedang berpacaran denganya hingga putus rasaku masih sama.

kamu tahu, dua tahun lebih 1bulan ini rasaku masih sama, tak terganti ....."Andai kamu tahu"

Selasa, 03 Desember 2013

Cinta itu sederhana.

Terkadang hidup tak berjalan sesuai dengan apa yang kita hrapkan, kita berharap nanti sore tidak hujan, tapi pada kenyataannya hal yang kita harapkan malah sebaliknya. Terkadang kita berharap untuk dirindukan oleh seseorang tapi pada kenyataannya orang itu tak pernah merindukan kita. Hidup !

Apa rasanya mencintai orang asing? Apa rasanya memiliki perasaan karena sebuah pertemuan tanpa disengaja? Dan apa rasanya bertemu dengan seseorang karena sebuah kebetulan?

Ketika kamu bertemu dengan orang asing, lalu ia mengajakmu bicara, lalu ia meminta bantuanmu dan kebetulan kamu bisa membantunya, lalu kamu saling bertatap muka dan bicara tentang hal masing-masing, lalu kamu bertukar nomor telepon, dan sampai detik ini kamu berkomunikasi dengan dia? Apa itu kebetulan atau takdir ?

Aku masih tidak menyangka, pertemuan tanpa disengaja itu membawaku pada harapan lebih, aku berharap lebih dan lupa siapa dia, lupa dimana posisiku. Dia hanya orang asing dan aku menyukainya. Sederhana, tapi perasaanku tak sederhana itu, aku sudah tidak menganggapnya sebagai orang asing, jelas dia bukan orang asing, karena kita sekarang bisa berkomunikasi setiap hari. Tapi aku hanya bisa berharap, tanpa perlu terjadi. Yah mungkin baginya aku hanya sekedar teman. Aku tak bisa berbohong pada diri sendiri bahwa pada kenyataanya dia memang menarik, kepribadianya, sosoknya yang lucu, dan apa adanya, dia supel. Tapi aku harus tau kenyataan pahit bahwa tinggal beberapa bulan lagi ia berada di Indonesia, setelahnya dia akan kembali ke negara asalnya.  Tuhan memang punya cara tersendiri untuk mengatur pertemuan lucu ini, yah lucu karena kita bertemu di kereta, ketika dia ingin melakukan perjalanan kecil ke Yogya.

Tuhan jika memang engkau ijinkan aku bertemu denganya lagi di masa depan, maka semoga itu memang benar-benar takdirku dimasa depan, tapi jika memang hanya pertemanan singkat ini yang terjadi maka semoga kami tak saling melupakan.


P.S : jadikan aku teman terbaikmu, kan kujadikan engkau kenangan terbaiku, love you as always

Selasa, 15 Oktober 2013

[BLUE TRAVEL] Lee JongHyun's Shelter

Korea, Japan, Hong Kong, Taiwan, Singapore… Such a busy life.
When I wake up in the morning, I am sometimes confused with where I am.
I want off to somewhere with my guitar.
Just like wanderer.
Freely!

image
Unfamiliar place, people, language.
Even the smell of a wind is unfamiliar.
Here where everything is unfamiliar is actually for me,
It is the most comfortable shelter.
image
Like Bachmann’s verse,
I want off to somewhere else.
If I do,
will it be feeling like now?
image
Ocean, wind, sunshine and a sound came from far away that I could hear when I close my eyes.
A music that nature made.
It would be such a great harmony if I had brought my guitar here.

image
Dreaming.
Gazing at the ocean.
Delaying all the things that I have to do and just watching the ocean.
Regarding it as something very important.

image
Korea’s ocean, Japan’s, America’s and Sydney’s.
They are the same ocean but each has different mood.
Your music, my music, our music are all same but all different.
They all lead to one big thing but feels like all different.
All same music but all different.

image
It is not a familiar place but it feels familiar.
It is maybe because of the sounds of waves.
It brings up the memory of my childhood.

image
If you left?
Then just enjoy your travel.
Forget your real life.
What so for?
Lets’s play

image
The reason why I like travelling?
Isn’t it sufficient only
With that i broke my routine?

image
Sometimes we do need a shelter.
And that’s why we want to travel.
That doesn’t mean real world has changed, but we do have sometimes when we want to pass off day.

image
Great leader Yong-hwa, gentleman Jung-shin and kind Min-hyuk. It is hard to meet like this but we even do the band and music together.
I always wonder how i be seen in here.

image
If i pick my favourite things this time,
I would pick up sunshine and wind?
Oh, also ocean!

image
I have far to go when travel is over but i still like my stage.
And my guitar.
Maybe, forever?

image
Realized that this moment.
- Lee JongHyun [Blue Travel] 
===